Tag Archives: teknologi informasi

Manfaatkan Teknologi untuk Sebarkan Informasi Positif di Internet

Manfaatkan teknologi untuk sebarkan informasi positif di internet

hal yang terpenting atau berprinsip saat menantang hoaks ialah mengetahui keutamaan memperoleh pengetahuan pada literatur digital. Selainnya mengaplikasikan apa yang didapat dari evaluasi berkenaan literatur digital, khusus untuk kurangi hoaks kita harus saring informasi saat sebelum menebarkannya karena belum pasti informasi itu ialah betul. Harus di-check dahulu kebenarannya; bila memanglah tidak betul, harus setop di kita saja. tahap selanjutnya, kita dapat memberi informasi yang betul ke orang yang menebarkan hoaks itu. Harus diingat jika untuk faksi yang aktif menebarkan hoaks dapat memperoleh punishment baik dari sisi sosial atau legal.

Manfaatkan Teknologi untuk Sebarkan Informasi Positif di Internet
Manfaatkan Teknologi untuk Sebarkan Informasi Positif di Internet

Menanggapi hal tersebut, karena itu instansi Kominfo bekerja bersama dengan Jaringan Praktisi Literatur Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Pergerakan Nasional Literatur Digital dalam melangsungkan seminar-online dengan judul “Jadi Warganet Pejuang, Bersama Musuh Hoaks”. Seminar-online yang diadakan pada Rabu, 4 Agustus 2021 jam 13:00-15:30 dituruti oleh beberapa peserta secara online. Manfaatkan teknologi untuk sebarkan informasi positif di internet

Dalam komunitas itu datang Denisa N. Salsabila (Kaizen Room), Daru Wibowo (Pemasaran Consultant), Septyanto Galan Prakoso, S.I.P., M.Sc. (Dosen HI UNS dan IAPA), Muhammad Mu’alimin, S.H., M.H. (Direktur Lingkar Muka Kemanusiaan (Musuh Institute) dan Pengacara), dan Gina Sinaga (Public Speaker dan Founder @wellness_worthy) sebagai pembicara.

Dalam paparannya, Denisa N. Salsabila sampaikan informasi penting jika “Kita bisa menahan makin menyebarnya hoaks dengan menyaksikan dan mengenal hoaks, membahas masalah resikonya hoaks itu sama yang menebarkannya, dan perhatikan dan perhatikan semua informasi yang kita terima di internet. Sebagai pemakai media digital yang arif, bagusnya kita sebarkan informasi berguna dan menginspirasi untuk menantang hoaks yang menebar.

Disamping itu, kita bisa kerjakan siskamling digital dan dalami literatur digital agar ber-media sosial denga naman dan nyaman, bukan hanya untuk diri kita tapi juga sama-sama pemakai. Bila mendapati content negatif di sosial media, kerjakan screen capture atau taruh URL link dan kirim ke adukonten.id, pengaduankonten@mail.kominfo.go.id, dan juga bisa menyaksikan pengaduan content melalui situs https://pengaduankonten.id. Sekarang kita sedang memperoleh kesempatan di dunia digital, yakni secara mudah memberi pembelajaran, bekerjasama dan terus menyesuaikan. Sebaiknya kita manfaatkan dengan musuh semua informasi negatif dan banjiri internet dengan content positif.”

Manfaatkan Teknologi untuk Sebarkan Informasi Positif di Internet

sampaikan jika dunia digital ada imbas positif dan negatifnya, tetapi kita sebagai manusia condong ingin rasakan untungnya saja dari pemakaian produk digital ini. Untuk dianya, dia rasakan keuntungan dari pemakaian internet berbentuk sanggup masih tetap keep in touch dengan keluarga dan rekan-rekan yang meng-update masalah kehidupan mereka memakai basis sosial media, yang dapat dipakai sebagai portofolio. Kecondongan pemakai sosial media dapat memperoleh peluang untuk bekerja dan dapat menambahkan rekan.

Negatifnya ialah kita tidak dapat kontrol apa seseorang ucapkan dan bagi mengenai kita. Kita sebagai pemakai yang arif bagusnya sadar akan arah kita jika membagi informasi atau informasi. Tidak boleh terlampau cepat typing karena akan berpengaruh pada lakukan posting tanpa dipikir lebih dulu. Sama seperti dengan informasi hoaks dan informasi tidak nikmat yang lain, dia mengingati kita selalu untuk aware saat bermain media sosial; kenali poin penting dan yang betul-betul diperlukan untuk menghindar menghabiskan waktu pikirkan yang tidak begitu dihiraukan.

Beberapa simpatisan yang datang dipersilakan untuk

mengungkapkan pertanyaan dan respon. Salah satunya peserta namanya Sadam pertanyaan “Apa yang sudah dilakukan jika saya telah telanjur menebarkan informasi hoaks yang sebelumnya saya tidak paham jika informasi itu tidak betul? Apa saya bisa terlilit UU ITE?”

Pertanyaan itu juga dijawab dengan polos oleh Daru Wibowo, jika “Saat telah menebarkan, tidak ada kelirunya untuk meralat hingga orang akan menghargakan proses dari yang kita kerjakan. Pada hakekatnya tentu saja secara legal akan menyaksikan dan pilih yang imbas negatifnya paling ramai. Apa berpengaruh berarti atau mungkin tidak, rasanya kita tidak ada kesempatan ke ranah hukum, tapi seharusnya memang memfilter dahulu segala hal saat sebelum share.”

Seminar-online ini sebagai salah satunya serangkaian aktivitas literatur digital di Kota Jakarta Barat. Aktivitas ini juga terbuka untuk semuanya orang yang berkemauan untuk pahami dunia literatur digital. Untuk itu pelaksana pada jadwal seminar-online seterusnya, buka kesempatan sebesarnya ke semua anak negeri untuk berperan serta pada seminar-online ini lewat account Instagram @siberkreasi.dkibanten. , untuk yang ingin ketahui mengenai Pergerakan Nasional Literatur Digital keseluruhannya dapat turuti account Instagram @siberkreasi.

Aktivitas seminar-online ini ikut menghargai keterlibatan dan support seluruh pihak, hingga bisa berjalan baik, ingat program literatur digital ini cuman akan berhasil meraih sasaran 12,lima juta simpatisan bila ikut disokong oleh seluruh pihak yang turut serta.

Manfaat Teknologi Informasi bagi Perkembangan Sastra

Manfaat Teknologi Informasi bagi Perkembangan Sastra,
peralihan teknologi informasi yang makin cepat bukan hanya tekan kita untuk kerjakan segalanya dengan cepat dan instan, tetapi juga membuat kita kadang bertanya kembali akar dari arah teknologi informasi itu.

Apakah teknologi informasi sudah cukup akurat bagi seluruh bidang yang dikehendaki oleh ilmu pengetahuan? Apakah teknologi informasi juga mendukung berkembangnya suatu kebudayaan? Dan apakah teknologi informasi dapat menyediakan perkembangan suatu kebudayaan?

Semua pertanyaan tadi secara keseluruhan sebenarnya merupakan tanggung jawab manusia. Sebab bagaimanapun dan secanggih atau semutakhir apapun teknologi yang saat ini kita gunakan, sebuah teknologi informasi hanya berfungsi sebagai ‘wadah’ untuk tempat kita berkembang dan mengasah bidang pengetahuan kita, termasuk halnya kebudayaan, dan salah satunya adalah sastra.

"<yoastmark
Teknologi Informasi bagi Perkembangan Sastra

Teknologi Informasi bagi Perkembangan Sastra

Sastra menjadi sangat berkembang di era teknologi informasi saat ini. Bagaimana tidak? Karya sastra yang dulu hanya bisa kita jumpai pada buku-buku yang kita beli ataupun kita pinjam, kini menjadi mudah diakses oleh kita, halaman demi halaman, meskipun tidak seluruhnya.

Para penulis karya sastra pada zaman dahulu begitu bersusah-payah dalam memproses karya-karyanya. Mulai dari mengetik secara manual dengan mesin tik yang tak bisa dihapus bila terjadi kesalahan kata, hingga menunggu lama tanpa sebuah konfirmasi bila penulis yang bersangkutan mengirimkan karyanya ke berbagai media massa, mengingat betapa lamanya ekspedisi sebuah surat pribadi lewat kantor pos.

Namun sekarang, penulis karya sastra, baik yang sudah mempunyai nama ataupun yang masih awam, dapat dengan mudah mempublikasikan karya-karyanya melalui media sosial, termasuk juga dalam mengirimkan karyanya ke sebuah media massa.

Jika dulu penggiat sastra harus bertemu secara langsung dengan rekan-rekannya untuk melakukan suatu diskusi, kini tidak lagi demikian. Ada banyak sekali platform media sosial yang mendukung penuh komunikasi jarak jauh, tidak sebatas mengandalkan audio saja, melainkan juga mengandalkan gambaran visual.

Manfaat Teknologi Informasi bagi Perkembangan Sastra

Mungkin ada beberapa dari sebagian pihak yang mempertanyakan eksistensi sastra di tengah-tengah arus informasi. Salah satu pertanyaannya “Bagaimana membentuk suatu ekosistem sastra bila semuanya serba instan dan serba dibatasi?”

Pertanyaan tersebut mengharuskan kita untuk kembali lagi pada jawaban sebelumnya. Sebab bagaimanapun, secanggih atau semutakhir apapun teknologi yang kita gunakan, dan se-instan apapun proses yang akan kita perjuangkan, serta apapun batasan yang dihadapkan pada kita, semuanya memiliki tanggung jawab dan keberanian yang harus diselesaikan, dan teknologi informasi tidak akan bisa menyelesaikan tanggung jawab dan tantangan tersebut, hanya kita sebagai motor penggerak yang mampu menyelesaikan dengan penuh tanggung jawab dan keberanian.

Itu tadi di atas merupakan opini saya mengenai manfaat teknologi informasi bagi perkembangan ekosistem sastra, semoga pembaca dapat memetik benang merahnya dan manfaatnya. Kurang dan lebihnya saya ucapkan terima kasih.

Perkembangan teknologi Informasi

Perkembangan teknologi informasi, jadi hal yang tidak asing perkembangan teknologi informasi saat ini lebih cepat dari tahun-tahun awalnya alih bentuk dari teknologi masalalalu jadi teknologi yang lebih cangggih cepat dan mudah.

Perkembangan teknologi Informasi

Evolusi Perkembangan Teknologi Informasi

Tidak bisa dipungkiri jika salah satunya pemicu khusus berlangsungnya zaman globalisasi yang hadirnya bisa lebih cepat dari sangkaan seluruh pihak ialah karena perkembangan cepat teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi implikasi internet, electronic commerce, electronic data interchange, virtual office, telemedicine, intranet, dan lain-lain sudah menerobos batasan-batas fisik antara negara. Penyatuan di antara teknologi computer dengan telekomunikasi sudah hasilkan satu revolusi di bagian sistem informasi.

Perkembangan teknologi Informasi
Perkembangan teknologi Informasi

Data atau informasi yang pada zaman dulu harus memerlukan waktu beberapa hari untuk diproses saat sebelum dikirim ke bagian lain di dunia, sekarang ini bisa dilaksanakan dalam perhitungan detik. Tidak terlalu berlebih bila salah satunya ahli IBM menganalogikannya dengan perkembangan otomotif seperti berikut: “andaikan dunia otomotif alami perkembangan sepesat teknologi informasi, sekarang ini sudah bisa dibuat sebuah mobil dengan bahan bakar solar, yang bisa dipicu sampai kecepatan maksimal 10,000 km/jam, pada harga membeli cuman sekitaran 1 dolar Amerika !”.

Secara micro, ada sesuatu hal lumayan menarik untuk didalami, yakni bagaimana evolusi perkembangan teknologi informasi yang ada secara berarti memengaruhi kompetisi di antara beberapa perusahaan di dunia, terutamanya yang beroperasi di sektor jasa.

Pada dasarnya, ada empat masa atau zaman perkembangan sistem informasi, yang diawali dari pertama kalinya ditemukannya computer sampai sekarang ini. Ke-4 zaman itu (Kontan et.al., 1992) terjadi tidak karena hanya dipacu oleh perkembangan teknologi computer yang sebegitu cepat, tetapi disokong juga oleh teori-teori baru berkenaan management perusahaan kekinian. Pakar-ahli management dan organisasi seperti Peter Drucker, Michael Hammer, Porter, benar-benar memberi warna penglihatan management pada teknologi informasi di zaman kekinian.

Maka dari itu bisa dipahami, jika ada banyak perusahaan khususnya di negara berkembang (dunia ke-3 ), yang susah mengadaptasikan teori-teori baru berkenaan management, organisasi, atau teknologi informasi karena masih menempelnya beberapa faktor budaya lokal atau di tempat yang memengaruhi behavior sumber daya manusianya.

Hingga tidak bingung bila sering dijumpai perusahaan dengan perlengkapan computer yang paling canggih, tetapi tetap dipakai sebagai beberapa alat administratif yang notabene sebagai zaman pemakaian computer pertama di dunia di awal tahun 1960-an.

Perkembangan Teknologi Zaman Komputerisasi

Masa ini diawali sekitaran tahun 1960-an saat mini komputer dan mainframe dikenalkan perusahaan seperti IBM ke dunia industri. Kekuatan hitung yang sebegitu cepat mengakibatkan banyak perusahaan yang memakainya untuk kepentingan pemrosesan data (data processing). Penggunaan computer di periode ini diperuntukkan untuk tingkatkan efektivitas, karena bisa dibuktikan untuk beberapa pekerjaan tertentu, menggunakan computer lebih efektif (dari sisi biaya dan waktu) dibanding dengan mengaryakan berpuluh-puluh SDM untuk hal sama.

Pada zaman itu, belum kelihatan situasi persaingan yang sebegitu ketat. Jumlah perusahaan juga relatif masih sedikit. Umumnya dari beberapa perusahaan besar otomatis “memonopoli beberapa pasar tertentu, karena tidak ada kompetitor yang memiliki arti. Sebagian besar beberapa perusahaan besar yang beroperasi di sektor infrastruktur (listrik dan telekomunikasi) dan pertambangan pada waktu itu beli piranti computer untuk menolong aktivitas administrasinya setiap hari.

Kepentingan organisasi yang terbanyak mengambil alih waktu computer pada waktu itu untuk administrasi back office, khususnya yang terkait dengan akuntansi dan keuangan. Pada pihak lain, kekuatan mainframe untuk lakukan penghitungan sulit digunakan perusahaan untuk menolong menuntaskan problem-problem tehnis operasional, seperti replikasi-simulasi penghitungan pada industri pertambangan dan manufacturing.

Zaman Perkembangan Teknologi Informasi

Perkembangan teknologi digital yang dipadukan dengan telekomunikasi sudah bawa computer masuk saat-saat “revolusi”-nya. Pada awal tahun 1970-an, teknologi PC atau Individual Komputer mulai dikenalkan sebagai alternative alternatif mini komputer. Dengan seperangkatan computer yang bisa ditempatkan di meja kerja (desktop), seorang manager atau mekanik bisa mendapat data atau informasi yang sudah diproses oleh computer (dengan kecepatan yang hampir serupa dengan kecepatan mini komputer, bahkan juga mainframe).

Manfaat computer di perusahaan bukan hanya untuk tingkatkan efektivitas, tetapi lebih jauh untuk memberikan dukungan berlangsungnya proses kerja yang lebih efisien. Tidak seperti dalam zaman komputerisasi di mana computer cuman jadi “punya individu” Seksi EDP (Electronic Data Processing) di suatu perusahaan, di zaman ke-2 ini tiap pribadi dalam organisasi bisa manfaatkan kehebatan computer, sebagaimana untuk memproses database, spreadsheet, atau data processing (end-user computing).

Penggunaan computer di kelompok perusahaan makin ramai, khususnya disokong dengan alam persaingan yang sudah berbeda dari monompoli jadi pasar bebas. Otomatis, perusahaan yang sudah manfaatkan teknologi computer benar-benar efektif dan efisien dibanding perusahaan yang beberapa prosesnya masih diatur lewat cara manual.